Search

Artikel Hanya Bagi Dialah Segala Kemuliaan

Galatia 1: 1-10

Menurut saudara/i apa itu Injil? Pertanyaan ini penting sebab walaupun kata ini sudah sangat familiar tetapi seringkali orang belum benar-benar memahami apa itu Injil. Kesalahan yang paling umum adalah banyak orang menganggap bahwa Injil itu seperti kitab suci agama-agama lain dimana kitab suci itu dibawa oleh seseorang sebagai wahyu untuk mencerahkan kehidupan manusia. Hal ini sangat berbeda dengan pengertian Injil sebagaimana yang seharusnya orang-orang percaya pahami. Injil (Euangelion) berarti kabar baik atau berita kesukaan. Lukas 2: 10-11 mengatakan bahwa berita kesukaan adalah Yesus Kristus sendiri, Juruselamat dunia. Jadi, yang pertama-tama kita harus pahami adalah bahwa Injil adalah Yesus Kristus, Sang Firman itu sendiri. Oleh sebab itu, tidak mengherankan di dalam bacaan kita hari ini yakni pada Galatia 1: 7, Injil disebut sebagai Injil Kristus.

Oleh karena Injil adalah Kristus Yesus itu sendiri maka berita/kabar dan karya keselamatan Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus itu sendiri juga dapat disebut sebagai Injil. Contohnya adalah seluruh bacaan kita hari ini dapat disebut juga sebagai Injil karena berisi kabar/berita tentang Kristus dan Karya-Nya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa melalui kabar/berita itu kita akan dapat membedakan apakah itu benar-benar Injil ataupun bukan sebab jikalau itu Injil yang benar maka mestilah memiliki ciri yang khas yakni memberitakan karya Allah melalui dan di dalam Yesus Kristus. Misalnya melalui ayat 3 bacaan kita hari ini, kita dapat melihat berita tentang pengorbanan Kristus untuk menebus dosa-dosa setiap kita untuk melepaskan kita dari siksaan dan dari dunia jahat sekarang ini. Sementara pada ayat 5 jelas diperlihatkan bahwa bagi Allahlah segala kemuliaan sampai selama-lamanya. Ciri khas Injil yang benar selalu berorientasi dan berfokus pada Allah, bukan kepada hal-hal yang lain. Oleh sebab itu jikalau kita menemukan orang berkata bahwa ini adalah injil sementara fokusnya bukan Allah dan kemuliaan-Nya maka jelas bahwa apa yang ia bawa adalah Injil yang lain, Injil palsu.

Mengenai Injil palsu ini juga yang disinggung Paulus di dalam bacaan kita hari ini. Injil yang tidak berfokus pada Kristus dan karya-Nya, tidak berfokus pada Allah, tetapi pada manusia, kemuliaan dan kesenangannya. Menurut salah satu jurnal teologi (Te Deum Jurnal Teologi Vol.10, no:02, juni 2021), Injil palsu atau Injil yang lain (ay.6) yang dibicarakan disini berasal dari orang-orang Yahudi Kristen yang mengatakan bahwa untuk menerima keselamatan dari Allah setiap orang percaya masih harus taat pada hukum taurat, peraturan, dan ada istiadat Yahudi, menekankan perbuatan baik, sabath, sunat, dan berbagai peraturan yang lainnya. Orang-orang Yahudi yang demikian banyak mempengaruhi orang-orang Kristen di Galatia sehingga Paulus pun terheran-heran. Mengapa Paulus heran! Sebab jemat-jemaat Galatia ini telah menerima anugerah dan kasih karunia Tuhan melalui Yesus Kristus (ay.3-6), mereka telah merasakan dan mengalami kasih karunia Kristus di dalam hidup mereka tapi kenyataanya kok mereka cepat berbalik dari iman mereka! Ini seperti seseorang di dalam kehidupan kita yang telah mengalami banyak kasih karunia Tuhan tetapi dalam sekejap mata kita melihatnya undur dari imannya, maka bisa jadi respon kita juga seperti Paulus, heran “kok bisa ya”. Tetapi ini adalah kenyataan. Dan hal ini tentu menjadi peringatan kepada setiap kita agar kita memerhatikan orang-orang di sekitar kita dan agar kita terus bertekun di dalam ajaran yang benar dan memberitakannya ajaran yang benar itu kepada orang-orang di sekeliling kita.

Injil yang benar akan menggerakkan agar kita fokus kepada Allah, bukan fokus kepada dunia ini dan yang lainnya. Injil yang benar akan menggerakkan agar kita mencari kesukaan Allah dan apa pun yang kita lakukan yang kita pikirkan hanyalah kemuliaan bagi nama-Nya! Hal ini berbeda dengan Injil palsu yang diberitakan oleh para penyesat-penyesat di dalam bacaan kita hari ini dimana injil yang mereka beritakan adalah berfokus pada manusia dan berasal dari manusia. Oleh sebab itu Paulus mengatakan bahwa jika ada orang yang memberitakan (sekalipun itu malaikat) injil berbeda dengan injil yang ia beritakan sebagaimana yang selama ini mereka terima, maka itu adalah injil yang lain, sesat dan terkutuklah mereka (ay. 9-10), sebab injil itu bukanlah dari Allah.

Sekarang kita jadi sadar betapa pentingnya untuk terus tekun belajar firman Tuhan bukan! Sebab hanya dengan tekun belajar firman-Nya kita dapat membedakan mana Injil yang asli dan yang tidak. Apalagi dengan perkembangan komunikasi dan teknologi sekarang ini, begitu banyak tentang berita Injil dan firman Tuhan yang dengan mudah dapat kita temukan yang belum tentu benar. Oleh sebab itu mari kita jangan lengah dan terus belajar firman-Nya dengan sungguh-sungguh! Injil yang benar membuat hidup kita semakin menyadari arti pengorbanan Kristus atas kita sehingga hati kita pun tergerak untuk berkorban bagi-Nya di dalam segala aspek kehidupan kita untuk kemuliaan-Nya. Injil yang benar membuat hidup kita semakin berfokus pada Kristus dan rindu untuk terus dekat dengan-Nya. Kita tidak lagi fokus kepada hal-hal yang lain di dunia ini, tetapi kita hanya mau fokus pada-Nya dan terus mendorong diri kita untuk semakin hari semakin serupa dengan-Nya! Injil yang benar membuat kita mencari kemuliaan-Nya dalam segala hal yang kita pikirkan dan lakukan. Kita menjadi penyenang-penyenang Allah. Kita bukan lagi mencari dan menjadi penyenang-penyenang manusia dan diri sendiri. Injil yang benar selalu membuat kita berpikir “bagaimana hidup saya di hadapan Allah hari ini!” Bagiamana kehidupanmu di hadapan Allah hari ini? Apakah Allah senang dengan apa yang engkau pikirkan, lakukan dan kerjakan hari ini?

Ev. Malemmita