Artikel God's Gift (Pemberian Allah)

Pengkhotbah 3:9-14; 22

Apakah saudara ingat akan ‘segala sesuatu yang dilakukan Allah’ dalam hidupmu? Pada hari ini kita akan mencoba mengingat kembali kehidupan kita, terutama tahun 2022. Apa saja yang terjadi dalam hidup kita? Apa saja yang kita pelajari dari pengalaman-pengalaman yang ada?

Apakah saudara masih ingat wish atau doamu di awal tahun 2022? Atau sudah kita lupakan? Jika demikian, untuk apa kita berdoa di awal tahun jika kita tahu kita akan melupakannya. Bagi yang menuliskannya mungkin lihat kembali akan ingat. Namun jika sepanjang tahun, kita tidak pernah kembali melihat apa yang kita tulis, maka wish kita akan jadi sia-sia.

Pada saat ini, coba saudara renungkan tahun 2022 dengan pertanyaan berikut. Tulislah di dalam jurnalmu:
1. Emoji yang mengambarkan perasaanku
2. Pelajaran berharga tahun 2022
3. Hal terpenting yang saya capai
4. Titik terendah yang dihadapi
5. Firman Tuhan yang menguatkanmu

Manusia pelupa.Pada saat ini mungkin saudara hanya mengingat cuplikan-cuplikan kecil dari hidupmu. Namun apakah saudara dapat melihat penyertaan Tuhan sepanjang tahun dari apa yang saudara tuliskan? 

Kitab Pengkhotbah mengulang-ulang kata הֶ֫בֶל hevel sebanyak 38 kali untuk memaparkan semua jerih payah kita dibawah matahari adalah hevel. Seperti uap air. Jerih payah dibawah matahari tiada akhirnya, maka akhirilah.

Apa yang saudara tulis pada saat ini mungkin adalah hal yang sangat penting dalam hidupmu. Mungkin sesuatu yang berhubungan dengan studimu, karirmu, relasimu dengan keluarga atau teman ataupun pencapaianmu di tahun 2022. Dan apapun itu, saudara sudah berusaha dengan berjerih payah dan mengerjakannya.

Pertanyaannya, apa motivasi saudara untuk berjerih payah?

Umumnya kita berjerih payah demi masa depan cemerlang. Berusaha keras dalam studi agar bisa jadi orang berguna (ini biasa nasehat orang tua). Kita berjerih payah bekerja untuk sesuap nasi, tabungan masa tua dan tiket jalan-jalan, dan agar kita dapat memberikan hidup yang baik untuk keluarga.

Namun pernahkah saudara selalu merasa kurang dan tidak cukup? Sering kita tidak pernah puas dengan pencapaian kita dan juga apa yang kita miliki saat ini. Pencapaian kita pada tahun 2022 masih tidak cukup dan kurang.

Pada malam ini, kita akan merenungkan 2 kata yang diambil dari Pengkhotbah pasal 3.

Pengkhotbah mengamati bahwa ada orang yang hidupnya tidak berhenti mengejar Yitron (untung), dan ada orang yang menyadari akan bagiannya (heleq). 
1. Untung /Profit (יִתְרוֹן Yitron) 10x
Ketika Pengkhotbah mengatakan segala sesuatu sia-sia, Pengkhotbah bertanya:

Pkh 1:3
“Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?”

Ingat bahwa di bawah matahari adalah kehidupan tanpa Tuhan. Sehingga hevel/sia-sia berjerih payah di bawah matahari.

Namun Pengkhotbah mengubah pertanyaannya di pasal 3:

Pkh 3:9
“Apakah untung (יִתְרוֹן Yitron) pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?”

Untuk memahami pertanyaan ini, kita harus terlebih dahulu mengenal bagaimana kehidupan sosial pada masa itu. Pada zaman tersebut, kelompok orang yang mengejar untung (yitron) berjerih payah agar dapat naik status sosialnya dan dapat hidup lebih “nyaman”. Hal tersebut membuat setiap orang bekerja dengan motivasi yang salah, karena serakah dan iri hati. Serakah demi meraup untuk lebih banyak dan lebih baik, tidak pernah cukup. Bahkan, pada hari sabat, orang yahudi tetap lembur bekerja demi mendapat yitron. Iri hati karena orang lain untung lebih banyak, maka dia berjerih payah lebih keras lagi.

Mereka jadi kiasu kiasi (takut kalah bersaing dengan orang lain). Mereka hidup dalam kegelisahan karena berapapun tidak cukup.
Pengkhotbah sedang bertanya apa untungnya hidup seperti ini? Mengumpulkan kekayaan untuk masa depan tetapi masa tersebut tidak pernah datang karena selamanya orang ini tidak pernah cukup dan tidak pernah “nyaman” akan keadaannya.

Maka benar pertanyaan dari Pengkhotbah: “Apakah untung (יִתְרוֹן Yitron) pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?”

Apakah ada salah jika kita bekerja keras/berjerih payah? Tidak. Bekerja dan bekerja keras adalah bagian dari kehidupan kita. Yang bermasalah adalah motivasi bekerja keras yang salah. Keserakahan dan iri hati mendorong kelompok ini berusaha keras mengandalkan diri sendiri untuk meraup untung. Yitron selalu hevel.

2. Bagian, Porsi / Lot, Portion (חֵ֫לֶק Heleq) 8x
Pengkhotbah juga mengamati bagaimana seharusnya manusia hidup agar tidak sia-sia, yaitu menyadari akan bagiannya (heleq).

Pkh 3:22
Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya (חֵ֫לֶק Heleq).”

Heleq adalah bagian, porsi yang diberikan Tuhan kepada manusia. Bagian ini adalah hadiah dari Tuhan yang tidak dapat diambil oleh siapapun darimu. Seperti apa Heleq itu?

Pkh 2:24-25
Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada
makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah. Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?

3:13
Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

Perhatikan, makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payah atau pekerjaan kita. Kata menikmati terkadang terdengar terlalu duniawi atau kadang-kadang disalahgunakan. Firman Tuhan menyatakan Heleq berasal dari Tuhan.  Maka untuk menikmati Heleq, maka seseorang harus sadar akan hal tersebut berasal dari Tuhan untuk dirinya.

Menikmati pekerjaan adalah Heleq.
Menikmati makan dan minum adalah Heleq.
Menikmati jalan-jalan bersama keluarga adalah heleq.
Bersama teman-teman dan menikmati kebersamaan adalah Heleq. 
Tuhan berkenan agar manusia bergembira dalam pekerjaannya dan menikmati buah dari pekerjaannya. Hal ini berbeda dengan tidak mau bekerja tetapi cuma mau menikmati saja. Itu namanya malas.

Bagian, Porsi / Lot, Portion (חֵ֫לֶק Heleq):
- Berasal dari Tuhan
- Bagian yang diberikan Allah
- Tidak Hevel
- Manusia berespon dengan rasa syukur

Sedangkan Untung /Profit (יִתְרוֹן Yitron):
- Berasal dari motivasi yang salah: serakah dan iri hati
- Keinginan untuk meraup keuntungan tanpa akhir
- Selalu Hevel/sia-sia
- Manusia berespon dengan mengeluh tidak cukup, kuatir, gelisah.

Setiap kita memiliki bagian (heleq) yang sudah Tuhan berikan dalam hidup kita. Namun sering kali, demi mengejar untung (yitron), kita tidak menyadari akan bagian (heleq) yang sudah Tuhan berikan. Ataupun kita seakan-akan sedang menikmati bagian (heleq) kita, tetapi sebenarnya sedang mengejar yitron.

Mari kita renungkan bersama, bagaimana sikap hati kita ketika melakukan sesuatu.
- Pekerjaan: Apakah saudara menikmati pekerjaanmu dan lakukan dengan tekun dan bertanggung jawab, atau hanya fokus mau naik gaji dan jabatan?
- Studi: Bagi yang masih sekolah, apakah studi demi menambah wawasan/menikmati proses belajar atau mengejar nilai tinggi atau pengakuan teman-teman?
- Makan dan minum: Ketika makan, apakah menikmati makan dengan penuh rasa syukur atau mengeluh, atau makan dengan rakus/kebanyakan?
- Anak: Relasi dengan anakmu, apakah saudara mendidik anakmu sebagaimana Tuhan mau saudara mendidik, menikmati pengalaman suka dan duka sebagai orang tua,
atau justru anak sebagai image keluarga dan menuntut mereka untuk berprestasi, dan banding-bandingkan dengan anak tetangga?
- Liburan: Ketika liburan, apakah menikmati waktu bersama atau justru mengeluh ngak bisa ke Maldives/Jepang?

Saudara bisa tambahkan sendiri hal-hal lain dalam hidupmu. Apakah saudara menikmati apa yang saudara lakukan? Jika tidak, something wrong. Ada yang tidak beres. Kehidupan mengejar yitron sangat melelahkan.

Ada seorang yang kaya merasa terganggu ketika melihat seorang nelayan yang duduk  diperahunya.
Yang kaya bertanya, “Kenapa kamu tidak keluar tangkap ikan?”
Jawab nelayan, “Karena aku sudah menangkap ikan yang cukup untuk hari ini.”
Yang kaya bertanya lagi, “Mengapa tidak tangkap lebih banyak lagi, kan kamu ada waktu?”
Nelayan tersebut menjawab, "Apa yang akan saya lakukan pada ikan yang lebih itu?"
Jawab orang kaya dengan kesal, ”Kamu bisa dapat lebih banyak uang, membeli perahu yang lebih baik sehingga kamu bisa pergi lebih jauh lagi dan menangkap ikan lebih banyak dan besra. Kamu bisa beli jaring lebih baik dan tangkat lebih banyak ikan lagi dan dapat lebih banyak uang. Nanti kamu bisa punya perahu lebuh banyak dan menjadi kaya seperti saya.”
Nelayan itu bertanya, "Lalu apa yang akan saya lakukan dengan itu?"
"Kamu bisa duduk dan menikmati hidup," kata orang kaya itu.
"Menurutmu apa yang aku lakukan sekarang?" jawab nelayan itu.

Saudara, Nelayan ini mengenal Heleq dan menikmati heleqnya saat ini juga. 
Pada saat ini saya ingin mengajak saudara untuk melihat apa yang saudara tulis tadi. Hal yang saudara tulis tadi adalah hal yang signifikan dalam hidupmu.
Renungkan motivasimu selama ini terhadap hal tersebut.
Apakah saudara mensyukurinya sebagai bagianmu?
Atau hal tersebut adalah mengejar kesia-siaan yang melelahkan?

Pada saat ini, berlutut dan berdoalah secara pribadi kepada Tuhan.
Jika saudara masih mengejar kesia-siaan, kuatir, gelisah, berdoa dan serahkanlah semuanya kepada-Nya. Berhentilah mengejar angin.
Jika saudara menemukan bagian/heleq yang Tuhan berikan, bersyukurlah kepada-Nya dalam doamu.

Pengkhotbah 3:11
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka . Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Setiap manusia diberikan kekekalan dalam hati untuk menyadari hidup tidak sebatas di dunia ini/di bawah matahari. Tuhan memberikan kekekalan dalam hati kita yang merindukan dan haus akan Tuhan. Hidup yang berelasi dengan Tuhan dari saat ini dan suatu hari kita akan kembali kepada-Nya. Manusia tidak dapat menyelami pekerjaan Allah dari awal sampai akhir. Kita hanya tahu dan ingat sebagian kecil. Namun kiranya hidup kita dapat memperhatikan heleq/bagian yang sudah Tuhan berikan dan merenungkan jejak Tuhan dalam kehidupan kita. 

May you discover God's gift and enjoy your life in Him.
Semoga di tahun 2023 saudara dapat menemukan hadiah pemberian Allah dan menikmati hidup di dalam Dia. Amin. 

 

Ps Wennie Dong