Artikel GKI, sudahkah menjadi gereja yang mengindonesia?
Amsal 25:6-7; Mazmur 112; Ibrani 13:1-8; 15-16 Lukas 14:1; 7-14
GKI, sudahkah menjadi gereja yang mengindonesia? Inilah tema reflektif-instrospektif dalam rangka memperingati HUT GKI yang ke-28. Setelah perjuangan keras yang panjang dan pantang menyerah akhirnya ketiga Sinode - Jatim, Jateng dan Jabar mempersatukan diri sebagai Gereja Kristen Indonesia pada tanggal 26 Agustus 1988. GKI mengganti nama dari Tiong Hoa Kie Tok Kha Hwee menjadi Gereja Kristen Indonesia karena kerinduannya menjadi gereja yang mengindonesia di tanah air Indonesia yang kaya akan berkat dan karunia Tuhan, Sang Pencipta. Indonesia merupakan bangsa yang heterogen dengan semangat Bhineka Tunggal Ika yang menghargai martabat manusia, memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Apakah Indonesia termasuk bangsa yang berbahagia? Indeks Kebahagiaan Dunia tahun 2016 menunjukkan bahwa negara yang masyarakatnya paling bahagia adalah Denmark, diikuti oleh Swiss dalam peringkat kedua, Islandia di peringkat ketiga dan Norwegia di peringkat ke empat. Dan Indonesia menempati peringkat ke 79 dari 157 negara. Apa yang membuat Indonesia tidak berbahagia? Kemiskinan, ketidakadilan, korupsi, rasisme, diskriminasi, ancaman terorisme? Dan apakah GKI termasuk gereja yang bahagia? Dalam pandangan filosofi, terdapat tiga pandangan utama tentang kebahagiaan yakni kebahagiaan sebagai pengalaman yang memuaskan (experientially satisfying life), kebahagiaan sebagai kehidupan yang dijalani dengan baik (the well-lived life atau lebih dikenal dengan eudaimonisme) dan yang ketiga adalah kehidupan yang berlangsung dengan baik (the life that goes well). Nicholas Wolterstorff dalam bukunya Justice: Rights and Wrongs memberikan penjelasan dan argumen mengenai ketiga pandangan tersebut dan ia menegaskan bahwa kehidupan yang baik adalah the shalom-life.
Yesus Kristus dalam Lukas 14:13-14 mengoreksi pandangan mengenai kehidupan yang baik. Menurut Yesus, kehidupan yang baik bukanlah kehidupan yang mengejar kehormatan dan kepuasan diri. Kristus mengoreksi teologia orang Farisi yang meninggikan diri dan memandang diri mereka sebagai tamu kehormatan dalam perjamuan Allah. Yesus mengritik mereka yang hanya ingin disanjung, dijunjung tinggi, mengejar keagungan diri, promosi diri dan merasa paling penting, paling istimewa dan paling dibutuhkan. Kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang sesungguhnya bagi Yesus adalah kehidupan yang mengasihi dengan kasih yang mencakup keadilan. Keadilan dalam Alkitab merupakan keadilan yang memandang keberhargaan diri manusia, memulihkan dan mengangkat harkat dan martabat manusia. Kasih yang sesungguhnya ini diekspresikan melalui kasih persahabatan atau philadelphia (Ibr. 13:1). Sebab kasih demikian tidak berlandaskan prinsip “apa untungnya bagiku” melainkan kasih yang tidak menuntut imbalan. Orang-orang demikian adalah orang-orang “adil” (Yunani: dikaios terjemahan yang seharusnya Luk 14:14) yakni orang-orang yang mengusahakan keadilan, dan mereka akan dibangkitkan untuk menerima kemuliaan yang sesungguhnya. Sebab kemuliaan yang sesungguhnya bukanlah hasil promosi diri (Mzm. 75:6-7; Ams. 25:6-7), melainkan dengan sikap yang meneladani Kristus dan menjadi rendah hati dan mengutamakan orang lain daripada diri sendiri (Flp. 2:3).
Kiranya GKI tidak menjadi gereja yang mengejar kehormatan dan kebahagiaan semu (false sense of satisfaction). Kiranya GKI tidak menjadi gereja yang berkepribadian narsis yakni berorientasi pada penganggungan diri - self-promoting, self-glorification, self-admiration, self-absorption, self-centricity melainkan menjadi gereja yang berbahagia karena melayani tanpa menuntut imbalan. Hai, Gereja Kristen Indonesia, jadilah sahabat bagi orang-orang lemah (Yes. 10:1-2) dan usahakanlah keadilan (Yes. 1:17). Jadilah sahabat yang mengangkat harkat dan martabat sesama (Yoh. 14:20). Hargailah perbedaan dalam keberagaman kekayaan budaya Indonesia. Jadilah anak bangsa yang merdeka, ikut serta melindungi NKRI dari segala bentuk penindasan dan eksploitasi. Usahakanlah kesejahteraan bagi Indonesia. GKI, mari menjadi gereja yang mengindonesia!
Ps. Lan Yong Xing