Search

Artikel Engkau Akan Melihat Hal-Hal Yang Lebih Besar!

Yohanes 1: 43-51

Tahukah saudara bahwa setiap orang percaya dipercayakan oleh Tuhan untuk melakukan maupun mengalami hal-hal yang besar? Namun sayang sekali banyak orang-orang percaya yang tidak menyadarinya, hanya karena memandang rendah, salah persepsi, sehingga salah memahami bahkan mengenal Tuhan. Bahkan Sen Senjaya di dalam bukunya “menghidupi Injil dan menginjili hidup” mengatakan bahwa salah memahami dan mengenal Tuhan merupakan salah satu persoalan orang-orang percaya di zaman sekarang ini. Seperti yang dikatakan Hieronimus bahwa tidak mengenal firman Tuhan berarti tidak mengenal Kristus. Oleh sebab itu penting sekali untuk kita terus mendorong diri kita untuk tekun belajar firman Tuhan, sehingga kita mengenal Tuhan dengan benar dan mampu menyadari hal-hal besar yang Allah mau kita kerjakan dan alami di dalam hidup ini!

Mengenai hal-hal besar ini Tuhan Yesus secara spesifik mengatakan, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa” (Yohanes 14: 12). Tuhan Yesus mengatakan hal ini sebelum Ia menyerahkan diri-Nya untuk ditangkap, dan disalibkan untuk menebus dosa-dosa. Melalui ini Tuhan hendak mengingatkan para Murid bahwa di masa depan, saat Ia tidak ada bersama-sama dengan mereka lagi mereka akan melakukan dan mengalami hal-hal besar (melakukan dan mengalami seperti Tuhan Yesus). Di sisi lain, perkataan tersebut juga menjadi semacam flashback ke masa lalu dimana Ia pernah mengatakan kepada Filipus dan para murid yang lain bahwa mereka akan melihat hal-hal besar sebagaimana yang Ia katakan di dalam bacaan kita hari ini “…engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu” (Yoh 1: 50).

Maka pertanyaannya adalah apa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dengan frasa “engkau akan melihat hal-hal lebih besar”, dan frasa “daripada itu?” Frasa daripada itu tentu saja merujuk kepada hal-hal yang terjadi sebelumnya yakni percakapan Tuhan Yesus dengan Natanael yang bermula dari pernyataan Tuhan Yesus yang mengatakan bahwa Natanael adalah seorang Israel yang sejati, Yesus mengenalnya, dan telah melihatnya duduk di bawah pohon ara (Yoh 1: 46-48). Perkataan “duduk di bawah pohon ara” ini yang yang mengubah cara pandang dan pikiran Natanael. Dan karena perkataan itu juga maka Natanael sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus dan mengatakan “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel” (Yoh 1:50). Sebelumnya Natanael tidak percaya kepada pemberitaan Filipus sahabatnya itu bahwa ia telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dan nabi-nabi, yang tentu saja maksudnya adalah Raja orang Israel, Mesias, juruselamat yang sedang mereka nanti-nanti.

Natanael (banyak penafsir maupun sejarawan yang mengatakan bahwa Natanael adalah nama lain dari Bartolomeus) adalah seorang yang jujur, oleh karena itu tidak mengherankan Tuhan yesus mengatakan bahwa “tidak ada kepalsuan di dalam dirinya” (Yoh 1: 47). Namun, kejujuran tanpa ketidakpercayaan pada Kristus tidak dapat merubah dan membaharui kehidupan seseorang. Hanya perjumpaan dengan Kristus yang dapat melakukannya. Namun, kejujuran adalah hal yang sangat penting ketika sungguh-sungguh mencari kebenaran yang sejati. Orang yang jujur tidak serta merta membuatnya menjadi orang yang peka dan rendah hati. Oleh sebab itu tidak mengherankan Natanael tidak hanya tidak percaya kepada pemberitaan Filipus, ia dengan nada merendahkan (memandang rendah) bahkan mengatakan “mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret? (Yoh 1: 44-46). Namun, ketika Tuhan Yesus berkata bahwa Ia telah melihatnya di bawah pohon ara, seketika itu juga Natanel berubah drastis, dari tidak percaya, mengeraskan hati menjadi orang yang membuka diri, meruntuhkan cara pandang dan pikir yang keliru selama ini, menjadi orang yang mau sungguh-sungguh percaya, mau belajar dan rendah hati! Perjumpaan dengan Kristus acapkali mengubahkan kehidupan seseorang, sebagaimana yang kita saksikan di dalam bacaan kita hari ini. Tetapi kita mesti sadari satu hal penting bahwa meskipun Tuhan kita adalah Allah yang proaktif, berinisiatif sebagaimana Roh-Nya yang melayang-layang di atas permukaan air ketika menciptakan dunia ini, tetapi Ia juga menuntut upaya kesadaran dan membuka diri dari seseorang sehingga dapat terjadi perubahan dan pembaharuan. Oleh karena itu, jika kita rindu hidup kita diubahkan maka datanglah pada Yesus dengan sungguh-sungguh, dan alamilah perjumpaan dengan Dia, niscaya hidupmu akan diubahkan dan dibaharui!

Kalimat“duduk di bawah pohon ara” merupakan sebuah ungkapan di dalam pemikiran dan budaya Yahudi yang hendak menunjukkan bahwa seseorang itu adalah orang yang pencari hikmat dan kebenaran, seseorang yang terpelajar, memilki kebiasaan berdoa, dan merenungkan firman Tuhan di bawah pohon ara, sebab di bawah pohon ara akan terasa rindang, tenang, dan damai sebagaimana berada di dekat Allah yang sejati. Tetapi tentu saja tidak semua orang Yahudi tahu tahu tentang ungkapan ini, hanya orang-orang khusus tertentu yang tahu. Natanael juga kemungkinan besar memiliki kebiasaan duduk di bawah pohon ara, untuk mengaku dosa, berdoa, mencurahkan seluruh isi hati dan rahasia pribadi yang hanya dia dan Tuhan yang tahu. Di bawah pohon ara bisa jadi adalah spiritual landmark-nya Natanael,menjadi tempat ia mengalami Allah dan kasih sayang-Nya, dimana ia mengungkapkan janji imannya. Dan oleh karena alasan-alasan di atas maka Ia pun melihat bahwa Yesus adalah yang Ia tunggu-tunggu selama ini, bahwa Yesus adalah seperti yang diungkapkannya, Rabi, Anak Allah, dan Raja orang Israel (Yoh 1: 49). Seperti Natanael yang memiliki spiritual landmark, apakah engkau memiliki tempat spiritual landmark? Maukah engkau untuk suatu saat mengambil retreat pribadi dan menentukan spiritual landmarkmu sehingga engkau mengalami Allah, hidupmu boleh diubahkan dan dibaharui?

Ketika Tuhan Yesus mendengar pengakuan dan deklarasi iman Natanael, maka Tuhan Yesus mengatakan “apakah karena aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang jauh lebih besar daripada itu” (Yoh 1: 50). Bagi Natanel adalah sebuah hal yang besar ketika apa yang diharapkan, dirindu, dan didoakan selama ini menjadi kenyataan. Di dalam kejujuran, ketulusannya, dan rasa rindu untuk mencari jawaban atas pergumulannya sekarang ini terjawablah sudah di dalam dan melalui Tuhan Yesus. Mungkin kita juga seperti Natanael, yang memiliki pergumulan, kerinduan, dan harapan, maukah kita datang kepada Yesus, sungguh-sungguh beriman dan percaya kepada-Nya? Jika kita sungguh-sungguh yakin pada-Nya, maka kita akan menemukan apa yang kita cari dan rindukan itu di dalam Dia.

Tidak hanya itu, seperti perkataan Tuhan Yesus kepada Natanael, bahwa jika percaya kepada-Nya maka kita akan melihat hal-hal yang lebih besar! Hal-hal yang lebih besar dari perjumpaan pencerahan yang kita alami ketika berjumpa dengan-Nya adalah ketika kita dapat melihat dan mengalami kemuliaan-Nya. Seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus “ Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: kamu akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun pada anak manusia” (Yoh 1: 51). Kata “kamu” (Yun: hymin) adalah jamak, yang berarti tidak hanya kepada Natanael tetapi kepada semua murid Tuhan Yesus di situ, bahwa semua mereka akan melihat dan mengalami Allah di dalam hidupnya, mereka akan menjadi orang-orang yang dipakai dan diperkenankan Allah untuk pekerjaan-Nya di dunia. Dan mereka akan mengalami akan mengalami sorga di bumi dan di kehidupan yang akan datang melalui dan di dalam Kristus. Ini semua memang dialami para murid itu di kemudian hari. Demikian juga kepada setiap kita, kepada kita, semua hal-hal yang besar dan Ajaib dari Allah kepada setiap kita anak-anak-Nya yang percaya dengan sungguh, taat dan setia pada-Nya!

Di dalam Kristus, demi Kristus, dan melalui Kristus, sekecil atau sebesar apa pun hal yang dipercayakan kepada setiap kita merupakan hal-hal yang besar jika berkenan kepada Allah. Kiranya kita boleh menjadi seperti Natanael, menjadi orang yang jujur, rendah hati, mau memeriksa dan membuka diri, meruntuhkan cara pandang dan hidup yang keliru terhadap-Nya, dan datang kepada-Nya dengan sungguh-sungguh sehingga hidup kita akan dirubah dan dibaharui, dan kita akan mengerjakan dan mengalami hal-hal yang besar! Ketika kita percaya dengan sungguh-sungguh kepada-Nya, kita memang akan melihat dan mengalami Allah. Ini adalah hal yang sangat besar. Namun, bagi Allah, ketika kita sungguh-sungguh belajar, mencari hikmat-Nya, berdoa dan merenungkan firman-Nya, dengan tulus iklas dan dengan segenap hati seperti Natanael, ini juga merupakan hal yang besar. Apa pun yang kita lakukan dan alami merupakan hal besar jika melakukannya di dalam Dia, demi Dia, dan bersama-Nya! Jadi lakukanlah hal-hal besar di mata-Nya, sebelum kita mengalami hal-hal besar di dalam dan bersama-Nya. Amin!

Ev. Malemmita