Artikel Berhenti dan....
Kejadian 2:3
Kehidupan kita tidak dirancang untuk terus beraktivitas. Habis mandi, bergosok gigi, makan roti, ngopi, bekerja, kongkow dengan teman, berbelanja, makan lagi, nonton Netflix, nonton drama di ponsel, ngobrol lagi, ngopi lagi, kerja lagi, nonton lagi, bobok lagi....
Kita tidak dapat mengenal Tuhan tanpa keheningan. Keheningan yang dimaksud di sini bukan tanpa suara, tetapi hati yang hening. Contoh terbaik di Alkitab adalah pengalaman nabi Elia. Tuhan baru berbicara kepada Elia setelah dia hening. Atau Musa yang berjumpa dengan Tuhan dalam keheningan.
Keheningan membuat kita peka terhadap kehadiran Tuhan. Keheningan membuat kita memerhatikan Tuhan. Oleh sebab itu, ketika mengajar berdoa, Yesus mengatakan "masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah." (Mat. 6:6). Bukan sekadar untuk tidak dilihat orang (menyombongkan diri), melainkan juga untuk FOKUS pada Tuhan.
Yesus berkata, "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga." (Yoh. 5:17). Artinya, Tuhan bekerja! Allah terus bekerja, tetapi Dia juga berhenti bekerja. Allah memberikan kita teladan yang sangat berharga, yakni bisa bekerja juga harus bisa berhenti bekerja. Perhatikan apa yang Allah lakukan - Lalu Allah MEMBERKATI hari ketujuh itu dan MENGUDUSKANNYA karena pada hari itulah Ia BERHENTI dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya." (Kej. 2:3).
If we know how to work, do we know how to stop? Apakah komputer, ponsel, kuali, kalkulator, mesin kasir bekerja tanpa henti? Apakah kita BERHENTI, untuk memberkati dan menguduskannya? Alangkah indahnya jika kita bisa berhenti, memberkati dan menguduskannya dalam nama Tuhan.
Apakah kita telah terlalu banyak bekerja dan terlalu banyak beristirahat? Istirahatlah dan berliburlah dalam Tuhan. Nikmatilah kasih Tuhan! Nikmatilah kasih sayang-Nya!
Ps. Lan Yong Xing