Search

Artikel Berbahagialah Orang Yang Lapar dan Haus akan Kebenaran!

Berbahagialah Orang Yang Lapar dan Haus akan Kebenaran!

Matius 5: 6

Matius 5:6. Berbahagialah Orang Yang Lapar dan Haus akan Kebenaran karena mereka akan dipuaskan.

Apakah Anda pernah haus dan lapar, namun bukan sekedar haus dan lapar biasa tetapi haus dan lapar yang jika tidak makan dan minum dapat menyebabkan kematian? Haus dan lapar yang demikian yang dimaksudkan Tuhan Yesus pada Sabda Bahagia hari ini. Haus dan lapar untuk mengenal-Nya Sang Kebenaran itu sendiri. Jadi haus dan lapar ini menggambarkan sebuah kondisi kerinduan yang amat mendalam, yang jika kerinduan itu tidak terpenuhi akan menyebabkan penderitaan bahkan kematian, seperti seseorang yang merindukan orang yang dikasihinya sementara ia tidak lagi dapat berjumpa dengannya. Kerinduan seperti demikian yang mestinya dimiliki setiap orang percaya di dalam perjumpaan dengan-Nya. Dan jika kita memiliki kerinduan kepada Tuhan seperti demikian maka kita akan dapat berbahagia sebab hidup kita akan dipuaskan oleh-Nya, Sang Kebenaran itu sendiri.

Apa maksudnya dipuaskan pada Sabda Bahagia ini? Dipuaskan berarti kita tidak akan lapar dan haus yang amat sangat itu lagi sebab Sang Kebenaran itu sudah memenuhi kehidupan kita, dan jika Ia Sang Sumber kebahagiaan itu memenuhi hidup kita, maka tentu kita akan hidup dengan berbahagia bukan? Itulah sebabnya sangat penting bagi kita setiap hari untuk terus mendorong diri kita untuk semakin semakin mengenal Sang Kebenaran itu sendiri. Kata kebenaran di dalam bahasa Yunani dapat kita temukan sebagai dikaiosune (kebenaran) dan Alethia(kebenaran mutlak). Dan walaupun kata yang digunakan pada Sabda Bahagia ini adalah dikaiosune yang ditujukan kepada manusia, yang menyangkut kesucian atau kekudusan, tentu hal ini berkaitan erat dengan aletheia itu sendiri. Dikaiosune sebagai kebenaran adalah kesucian dan kekudusan yang merupakan anugerah dari Allah yang terbangun dari relasi kita dengan-Nya. Dengan demikian menjadi jelas bahwa jika kita ingin mengalami kebahagiaan maka kita harus memiliki kerinduan yang amat dalam pada-Nya, dan juga terus mendorong diri kita untuk hidup suci/kudus di hadapan-Nya melalui jejalinan relasi dengan-Nya. Maka lapar dan hauslah (milikilah terus kerinduan) akan Dia, dan hidup kuduslah di hadapan-Nya maka hidupmu akan dipenuhi oleh kebahagiaan-Nya.

Ev. Malemmita