Artikel Bekerja Sama Dalam Membangun Rumah Tuhan
Kolose 4:7-11
Salah satu bagian dari skripsi yang biasanya dikerjakan dengan sungguh-sungguh adalah ucapan terima kasih. Biasanya yang dicantumkan adalah Tuhan kemudian orang-orang yang dianggap berjasa dalam terbentuknya skripsi seperti dosen-dosen dan juga orang-orang yang berjasa dalam mendampingi penulis sehingga skripsinya selesai. Ini adalah suatu hal yang menarik untuk direnungkan, karena dalam memaknai tugas akhir yang diberikan sebagai mahasiswa, kita merasa bahwa kita tidak mampu menyelesaikannya sendiri, ada orang-orang di sekitar kita yang membantu sehingga akhirnya tugas tersebut selesai. Padahal itu hanya tugas pribadi, namun ternyata membutuhkan banyak orang membantu agar bisa selesai.
Nah Paulus juga dalam Surat Kolose ini juga menulis ucapan untuk teman-teman nya, tentu Paulus tidak membuat skripsinya, tapi dalam project membangun Rumah Tuhan.
Rumah Tuhan = Bait Allah = Gereja = Kumpulan umat percaya
Jadi membangun rumah Tuhan adalah membangun kehidupan umat percaya agar Tuhan berkenan tinggal di dalamnya dan tempat dimana Tuhan menyatakan kasih dan kehendakNya kepada umatNya
Paulus menuliskan ini saat dalam penjara kepada orang-orang kepercayaan nya yang turut membantu dalam pertumbuhan dan juga menguatkan umat Tuhan di Kolose.
Mari kita pelajari karakter teman-teman Paulus dan mari kita lihat, apakah kita mirip dengan teman-teman Paulus?
1. Tikhikus : seorang tukang pos, pengantar surat Paulus pada jemaat di Kolose
Punya Karakter: Apakah kita seperti Tikhikus dalam membangun rumah Tuhan?
- Setia
- Dapat dipercaya : tentunya Paulus mempercayakan hal hal penting pada orang yg dapat di percaya. Tikhikus jelas memiliki kemampuan untuk melayani dalam berbagai situasi. Tikhikus bukan sekedar pengantar surat Paulus kepada jemaat di Kolose namun juga memberikan penguatan kepada mereka yang dilayaninya, maka ia disuruh Paulus untuk menghibur jemaat di Kolose.
2. Onesimus, tadi kita belajar orang yang setia dan dapat dipercaya, sekarang kita lihat seorang budak buronan Filemon, sahabat rasul Paulus. Awalnya dia tidak dapat dipercaya. Onesimus telah merampok tuannya, Filemon, dan melarikan diri ke Roma. Onesimus kemudian tertangkap dan dipenjarakan bersama-sama Paulus. Namun dia bertobat dan menjadi pengikut Kristus.
dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. (Flm 1:11)
Apakah kita seperti Onesimus?
- Dulunya tidak bisa dipercaya namun akhirnya bertobat. Onesimus adalah budak, mungkin kita juga dulu adalah budak dosa, dulu telah terbelenggu kejahatan dan dosa, namun mendapatkan anugerah keselamatan dan bertobat dan menjadi pengikut Tuhan Yesus.
- Dulu tidak berguna, setelah menerima Kristus menjadi berguna.
Nama Onesimus berarti "berguna," "bermanfaat," atau "menguntungkan." Itu adalah nama umum untuk para budak pada zaman itu. Sebelum diselamatkan, Onesimus tidak berguna atau tidak berguna bagi Filemon, tetapi sekarang ia telah menjadi sangat bermanfaat bagi tuannya dan juga bagi Paulus. Sebagai orang percaya kepada Yesus Kristus, Onesimus hidup sesuai dengan namanya. Bahkan Paulus memohon kepada Filemon untuk menerima Onesimus kembali, bukan sebagai budak tetapi sebagai orang percaya dan saudara di dalam Kristus. Pengampunan dan rekonsiliasi boleh terjadi dalam kehidupan Onesimus dan Filemon.
Onesimus kemudian menjadi salah satu pemimpin suatu gereja Kristen. Diperkirakan ia menjadi uskup di Efesus dan mengumpulkan surat-surat Paulus yang ada. Jika kita merasa, kita masih menjadi Onesimus yang dulu yang tidak berguna, mari hari ini ambil keputusan untuk bertobat, berbalik dari jalan yang salah, ikutlah Tuhan, carilah kehendakNya.
Lalu kemudian ada 3 orang keturunan Yahudi (Aristarkhus, Markus, Yustus) dan 3 orang keturunan non Yahudi ( Epafras, Lukas, Demas). Ini artinya Paulus terbuka terhadap siapa saja yang mau bersama-sama melayani Tuhan, tidak harus orang Yahudi, asalkan sungguh-sungguh mau melayani Tuhan.
3. Markus dan Demas.
Yohanes Markus adalah penolong Paulus dan Barnabas dalam perjalanan misi perdana mereka (Kisah 13:5). Akan tetapi, ia tidak menemani mereka sampai akhir perjalanan. Yohanes Markus meninggalkan Paulus dan Barnabas di Pamfilia dan tidak melanjutkan pelayanannya (Kisah 15:38). Alkitab tidak menyebut alasan mengapa Markus meninggalkan mereka, namun kepergiannya terjadi setelah pelayanan yang tak berbuah di Siprus (Kisah 13:4-12). Beberapa waktu kemudian, setelah Paulus dan Barnabas kembali dari perjalanan pertama mereka, Paulus mengatakan pada Barnabas “ah rasanya ingin mengunjungi saudara seiman di kota yang pernah kita kunjungi, bagaimana ya keadaan mereka? (Kisah 15:36). Barnabas bilang “ Oke, setuju, asalkan kita bawa Yohanes Markus” Tapi Paulus menolak kehadiran Yohanes Markus. Lalu Paulus dan Barnabas mengalami "perselisihan yang tajam" (Kisah 15:39), akhirnya mereka berpisah dan memilih rute yang berbeda. Barnabas membawa Yohanes Markus ke Siprus, sedangkan Paulus membawa Silas melalui Siria dan Kilikia dengan tujuan menyemangati jemaat gereja yang tinggal di wilayah itu (Kisah 15:39-41).
Dalam membangun Rumah Tuhan, terkadang ada rekan kita yang mundur dari pelayanan, bahkan membuat perpecahan di dalam gereja. Namun bukan berarti kita “membuangnya”. Ingat dia adalah saudara kita, kita perlu bimbing agar mereka kembali mengikuti kehendak Tuhan. Jika mereka telah bertobat, maka diberi kesempatan untuk kembali melayani bersama-sama.
Apa bedanya dengan Demas? karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. 2 Tim 4:10a.
Berbeda dengan Demas, dia sempat melayani Bersama Paulus, bahkan ketika Paulus di dalam penjara, namun dia lalu meninggalkan pelayanan kepada Tuhan, karena lebih mencintai dunia ini.
Perhatikan : Markus sempat meninggalkan pelayanannya namun akhirnya kembali sementara Demas meninggalkan pelayanannya sampai akhir karena lebih memilih untuk mencintai dunia.
Dalam membangun Rumah Tuhan, kita diingatkan untuk selalu waspada dan berjaga-jaga, tidak hanya diri kita sendiri namun juga untuk untuk rekan-rekan sepelayanan kita yang lain. Bisa saja yang tadinya rajin melayani Tuhan, namun berubah karena lebih mencintai kehidupan di dunia.
4. Epafras
Orang yang fokus terhadap pelayanan yang Tuhan tetapkan baginya. Dia bergumul dalam doa agar jemaat di Kolose bertumbuh mencapai kedewasaan Rohani dan memiliki keyakinan teguh di dalam melakukan kehendak Allah dalam kehidupan mereka. Epafras bahkan bekerja keras untuk mewujudkannya.
Salam dari Epafras kepada kamu; ia seorang dari antara kamu, hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu, supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah. Sebab aku dapat bersaksi tentang dia, bahwa ia sangat bersusah payah untuk kamu dan untuk mereka yang di Laodikia dan Hierapolis. (Kol 4:12-13)
Mungkin Tuhan menaruh hati yang penuh belas kasihan di hati saudara, mempertemukan saudara dengan orang-orang yang curhat masalah mereka, dan disaat itu Roh Kudus berbisik dalam batinmu: doakanlah orang ini. Apakah kita seperti Epafras yang bergumul untuk mendoakan orang lain? Supaya orang tersebut berdiri teguh, menjadi dewasa, dan yakin penuh pada kehendak Allah.
Jika Tuhan pernah menaruhkan hati untuk berdoa untuk orang lain, jangan ditunda lagi, ambilah waktu di hari ini untuk mendoakan mereka, minta tuntunan Roh Kudus apa yang harus kita doakan untuk mereka.
Dalam Kolose ini kita bisa belajar dari rasul Paulus.
1. Paulus memerlukan rekan dalam mengerjakan pelayanan membangun rumah Tuhan yang Tuhan tugaskan padanya.
2. Paulus menguatkan mereka bukan oleh kekuatannya sendiri tapi oleh kekuatan yang bersumber dari Tuhan Yesus.
3. Paulus menjadi mentor, dia mencari orang-orang yang dapat dipercaya, didampingi dan diajar agar mereka dapat mengajar orang lain.
Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh anugerah dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga pandai mengajar orang lain. 2 Tim 2:1-2
Tuhan juga mencari orang-orang yang dapat dipercaya untuk membangun rumahNya.
Dari surat Paulus ini kita belajar untuk bekerjasama dalam Pembangunan rumah Tuhan, memiliki rekan dan saling menguatkan. Apakah kita mau menjadi orang yang dipercaya Tuhan?
Belajar untuk setia seperti Tikhikus, setia kepada panggilanNya, setia kepada firmanNya dan juga setia melakukan apa yang menjadi kehendakNya. Jangan takut/minder akan masa lalumu atau kelemahanmu, bertobat dan arahkan selalu hati dan pikiranmu kepada Tuhan seperti Onesimus yang dulunya tidak berguna, tapi kemudian dipakai oleh Tuhan. Berdoalah untuk orang lain seperti Epafras. Waspadalah dan berjaga-jagalah, jangan sampai kita lengah seperti Demas yang terhanyut akan kehidupan duniawi sehingga meninggalkan Tuhan.
Mari kita terus Bersama-sama bergumul dalam doa dan saling memperhatikan dan saling peduli terhadap pertumbuhan Rohani di antara kita, sehingga kita terus bertumbuh menuju kedewasaan Rohani seperti yang Tuhan kehendaki.
Ps Anthonius Widjaja