Artikel Barangkali Mereka Akan Insaf
Yehezkiel 12
Seorang ibu ingin memesan cappucino. Berulang kali ia memanggil pelayan, tetapi pelayan tersebut tidak berespon sambil mengambil alat makan dari meja. Setelah beberapa kali memanggil sang ibu menyadari ternyata pelayan tersebut menggunakan earpiece, pantas ia tidak dapat mendengarkan.
Pernahkah Saudara bertanya di dalam hati apakah TUHAN sulit berbicara kepada Saudara karena Saudara tidak memperhatikan Dia? Apakah kita dalam keadaan tidak memperhatikan Allah sehingga kita tidak melihat apa yang Ia tunjukkan dan tidak mendengar apa yang Ia katakan kepada kita?
Yehezkiel yang masih muda harus melakukan tepat seperti yang TUHAN perintahkan. Yehezkiel harus "berakting" seperti seorang yang dibuang, bukan sebagai seorang yang akan travel ke Thailand. Dia membawa sebuah ransel kecil dan di dalamnya membuat beberapa pakaian, bukan seperti seorang yang sedang berbelanja di Silicon Valley. Dia harus melewati lubang tembok, bukan pintu VVIP. Yehezkiel harus makan dan minum dalam keadaan sambil gemetar dan menggigil, bukan sedang makan oyster di Restoran Baobei, juga bukan sedang makan bebek betutu di Warung Siska, juga bukan minum kopi C di Killiney Kopitiam. Yehezkiel harus melakukan ini semua di depan mata orang Israel yang TUHAN sebut sebagai kamu pemberontak. TUHAN mengatakan, "Barangkali mereka akan insaf bahwa mereka itu kaum pemberontak." (Yeh. 12:3).
Ada yang mengatakan bahwa dia tidak membaca firman TUHAN karena fokus dirinya adalah menghadapi realita kehidupan. Apakah firman TUHAN bukan realita? Bukankah firman TUHAN merupakan hikmat yang sangat berharga untuk menghadapi realita kehidupan? Bukankah manusia hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah?
Ps. Lan Yong Xing