Search

Artikel Anak berjiwa Pekerja

Syukur kepada Tuhan kalau dalam Ibadah Minggu ini (10 Juli 2022), Tuhan kembali menyadarkan saya bahwa saya adalah anak-Nya yang terkasih. Sedikit cuplikan khotbah yang menyadarkan saya adalah :

“Tahukah Saudara bahwa TUHAN tidak mengajar sembarang orang? Jika demikian, siapa saja yang menerima didikan TUHAN?…

Ibrani 12:5-6  Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."

TUHAN mendidik orang-orang yang dikasihi-Nya. TUHAN mendisiplin orang-orang yang diakui-Nya sebagai anak. God only teaches whom He regards as His beloved children.”

Menurut saya, banyak anak-anak Tuhan yang merasa dirinya sebagai pekerja atau alat di tangan Tuhan saja, artinya tidak merasa dimiliki dan memiliki Tuhan dalam hidupnya, sehingga dalam melakukan segala sesuatu hanya bermodalkan mental seorang “pekerja” atau berjiwa “pekerja” saja, Tidak merasakan ada hubungan dengan Bapa Sang Pencipta langit dan bumi. Dengan demikian kita akan kehilangan hak sebagai anak Tuhan yang berhak mendapat warisan (ahli waris).

Dalam perumpamaan Tuhan Yesus tentang anak yang hilang, tentunya kita tahu bahwa pada akhirnya anak bungsu memberanikan diri pulang menghadap Papanya dan dengan merendahkan diri sebagai seorang upahan (pekerja) karena dia telah mendukakan Papanya. Tentunya masih untung dia menyadarinya dan mau mengambil jalan berbalik arah dan kembali kepada Papanya.

Bagaimana dengan anak sulung yang setiap saat bersama Papanya dan sebagai “pekerja ulung” untuk Papanya ? Adakah dia merasa dimiliki dan memiliki Papanya? Dari kemarahan dia terhadap Papanya, jelas dia hanya berjiwa sebagai pekerja.

Mengapa di zaman sekarang ini juga terdapat banyak anak-anak Tuhan yang tidak merasa memiliki relasi dengan Tuhan, jangan-jangan kita juga hanya berjiwa sebagai pekerja saja.

Bertanyalah pada diri kita sendiri, apakah saya seorang anak kesayangan Bapa di Sorga atau hanya seorang pekerja saja ?

Yohanes 1:12 (TB)  Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

Roma 8:17 (TB)  Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

 

Pnt. Timotius